Minggu, 07 Desember 2014

Enjoy Jakarta with Commuter Line ( Biar anak Mandiri dan Tidak Sombong)


Hari minggu pagi tanggal 7 Desember, Saya dan suami mengajak dua anak kesayangan kami untuk jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta. tapi tidak seperti jalan-jalan kami biasanya yang naik mobil, kali ini kami akan mengajak andy untuk naik commuter line alis KRL dari Bekasi ke Jakarta. Mengapa tidak naik mobil ? tujuannya supaya Andy bisa belajar langsung semua alat transportasi yang ada, juga biar Andy tahu kalo Bekasi -Jakarta juga ada kereta api nyaman seperti di Singapore atau Hongkong dan tentu  biar Andy tahu kalau tidak selamanya dia bisa nyaman dengan mobil yang selalu siap mengantarnya ke manapun. Istilah gaulnya " biar andy ngerti susah" Kan nggak selamanya ya hidup kita ini di atas terus. ( ini bukan berarti orang yang naik commuter orang yang susah loh ) hanya supaya Andy bisa merasakan juga bagaimana sensasinya naik transportasi publik, biar dia bisa survive kalau besar nanti dan berani pergi kemanapun dengan transportasi publik karena saya sangat percaya semua keberanian itu dipupuk dari kebiasaan kita dari kecil. Saya yang dari kecil sudah terbiasa naik angkutan umum mulai dari becak saat sekolah dulu, Bus Damri saat ngajar dan Bus Sutra saat berwisata ke brastagi dengan emak, menjadi berani naik angkutan umum ke mana aja. Tidak ada rasa canggung dan risih. Tapi saya lihat anak saya Nadya yang sudah usia remaja, suruh naik angkot aja masih canggung dan selalu bilang tidak berani. Jaman memang berubah, dulu masih aman dan nyaman karena angkutan tidak sepadat sekarang tapi kalau anak-anak itu tidak kita latih dari sekarang, bagaimana mereka kedepannya? saya selalu bilang ke anak-anak. Hidup dari miskin menjadi kaya sangat gampang, pasti kita otomatis bisa menyesuaikan diri, paling-paling hanya dikatain  OKB ( orang Kaya baru ) Tapi hidup dari kaya menjadi miskin itu susah. Sudah terbiasa hidup enak jadi tidak enak itu sangat susah. makanya kalau sudah hidup nyaman kita juga tetap harus melihat ke bawah harus ikut merasakan dan mengetahui bagaimana perjuangan orang yang naik angkutan umum , agar kita bisa menyesuaikan diri di mana saja dan bisa berempati kepada sesama.
Jam 10.30 kami berangkat dari rumah menggunakan mobil, lalu mobil kami parkir di tempat parkir di stasiun bekasi, meskipun masih kurang luas tempat parkirnya, tapi lumayan lah sekarang karena untuk masuk ke tempat parkir ini hanya bisa bagi orang yang punya kartu KRL, Flazz atau kartu mandiri baru gerbang parkirnya bisa terbuka. jadi angkot dan lain-lain yang biasa masuk ke tempat parkir dan mengokupasi keseluruhan tempat parkir sudah tidak ada ( harus say thanks nih to salah satu mentri favorit saya juga Bapak Ignasiun Jonan). Andy lalu saya berikan satu buah kartu KRL dengan bangga dia mengambil kartu dan meletakkannya di gerbang , sambil mengatakan "wah ini sama seperti Singapore ya ma, harus di tab dulu baru bisa terbuka gerbangnya. Kami masuk ke stasiun dan dari pengumuman kereta api sudah akan datang sekitar 5 menit lagi. Saat kereta api datang, saya mengantri di barisan depan paling pinggir untuk membiarkan orang keluar terlebih dahulu.. tapi alamakkk " Ini Indonesia Bu, Kata suami, mana ada orang yang mau ngalah semua saling dorong untuk masuk duluan supaya dapat tempat duduk" otomatis deh kami semua saling dorong dan masuk ke gerbong coba kalau semua ikut aturan pasti lebih nyaman. Tapi memang susah merubah suatu kebiasaaan. Meskipun ada satpam yang sibuk teriak " ayo dahulukan orang yang keluar dulu" tapi semuanya pada budek, juga meskipun di pintu-pintu sudah ada stiker yang berisi penjelasan bagaimana tata cara untuk masuk ke kereta api dengan membiarkan orang keluar terlebih dahulu, semua pada pura-pura buta huruf. 
Sampai di gerbong, kami hanya dapat dua tempat duduk untuk Nadya dan Andy lalu saya dan suami berdiri. Suami berkata dengan pepatah  " Di mana bumi di pijak di situ langit dijinjing, jadi percuma antri di depan dan membiarkan orang keluar terlebih dahulu toh akhirnya semua dorong-dorongan untuk berebut masuk" 
Di stasiun Kranji ada seorang bapak yang berbaik hati untuk memberi saya tempat duduk, pengumuman dari masinis agar memberi tempat duduk bagi para lansia, anak-anak dan wanita hamil terus di kumandangkan . Lalu saya melihat ada ibu yang membawa anak dan langsung saya berdiri agar anak itu saja yang duduk. Nadya juga melakukan hal yang sama memberi tempat duduknya untuk anak kecil yang cukup kesusahan karena tidak cukup tinggi untuk memegang handle nya ( that's my girl, empatinya sudah muncul ). Di stasiun Jatinegara yang merupakan stasiun transit banyak penumpang yang turun dan akhirnya kami berempat bisa mendapatkan tempat duduk .

Waktu  tempuh Stasiun Bekasi ke Stasiun Jakarta kota yang sama-sama merupakan pemberhentian terakhir sekitar 45 menit, bayangin aja bagi para pekerja yang tiap hari harus berdiri 45 menit dengan keadaan kereta api yang selalu penuh.. Hmmm.. benar-benar perjuangan ya. Dan itu membuat  saya  bersyukur dengan keadaan saya yang hanya memerlukan waktu 5 menit jalan kaki untuk bekerja dari rumah ke kantor. 

Jam 12 tepat kami sampai di stasiun kota., hujan rintik rintik menyambut kami. kami keluar dari pintu utara dan menyeberang ke depan menuju museum Bank Indonesia lalu berjalan menuju area kota tua yang tidak boleh dimasuki mobil. Banyak sekali penjual kaki lima yang menawarkan baju, tongsis, es krim, tattoo dan lain-lain di sepanjang jalan menuju restoran Historia tempat kami akan makan siang.

Historia Resto 
Restoran Historia terletak tidak jauh dari gerbang depan museum BI nya adanya di sebelah kiri. Merupakan gedung tua yang nyaman dan hommy banget dengan langit-langit yang sangat tinggi khas gedung tua juga ada sumur tua dan pajangan-pajangan yang sudah tua juga seperti monitor komputer jaman dulu dan bekas tempat bedak zwitsal dulu pokoknya restoran ini recomended deh kalau mau dikunjungi di kota tua dan jangan lupa memesan ikan andarimannya yang sangat enak. 

Selesai makan kami berjalan-jalan menikmati kota tua. banyak orang-orang yang berpakaian ala tentara, hantu cina sampai pocong yang boleh dimintain foto lalu diberikan uang. Saya dan Andy menuju museum wayang, sedangkan Nadya dan Papanya melihat pertunjukkan kuda lumping. Masuk ke museum wayang harganya dua ribu untuk anak dan lima ribu untuk dewasa. Banyak wayang-wayang yang ditampilkan di museum wayang. Dari seluruh Indonesia dan ada dari luar negri juga.
Dalam museum wayang ada prasasti yang sudah ada dari tahun 1634
Setelah selesai ke museum wayang kami kembali berjalan ke arah Museum Bank Indonesia dan tujuan kali ini adalah ke museum bank Indonesia. saat itu jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Masuk museum Bank Indonesia Gratis, saat masuk semua tas harus dititp hanya boleh bawa HP dan dompet. Di museum Indonesia kita bisa melihat sejarah uang dan bermacam-macam uang dari semua negara. Museum Bank Indonesia sangat profesional ruangannya cukup bersih dan ac nya nyaman. juga selalu ada tempat duduk untuk beristirahat . Makanya museum ini berhasil masuk menjadi tempat tujuan wisata dari tripadvisor.

Selesai dari museum BI kami berjalan kembali untuk pulang kembali ke Bekasi tentu saja dengan kereta api. Hari ini menjadi acara jalan-jalan minggu kami yang paling berkesan.  Tidak hanya hemat tapi juga memberikan nilai pembelajaran yang lebih buat dua anak kami.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar