Jumat, 11 Juli 2014

Enjoy Turkish Bath



Enjoy Turkish Bath di Oludeniz

Turkish Bath adalah mandi ala Raja-raja Turki. Boleh memakai Bikini bila ingin menikmati Turkish Bath, kalau tidak pakai bikini boleh telanjang dan ditutupi dengan kain kotak-kotak khas Turki.

Ritual Turkish Bath dimulai dari berendam di kolam air dingin dan Sauna. Ayin dan saya tidak berendam karena airnya dingin sekali. Ayin masuk ke ruang sauna dan saya seperti biasa tidak masuk, karena tidak tahan dengan panasnya.
Lalu kami memasuki area Turkish Bath. Kamar untuk Turkish Bath terdiri dari Marmer berbentuk lingkaran di tengah ruangan. Dan Marmer berbentuk panjang seperti bangku di pinggir ruangan. Keran-keran air mengalir dari dindingnya. Kami berdua tidur di atas marmer berbentuk lingkaran. Marmernya rasanya panas , kami santai tertidur di atasnya. Otot-otot tubuh yang pegal terasa ringan.

Tidak berapa lama terapis kami seorang perempuan masuk. Tadi saat reservasi saya dan Yin sudah meminta kalau kami tidak mau dengan terapis laki-laki “ Haram” kata saya. Terapisnya menyuruh saya telungkup di marmer dekat dinding, dia menyalakan air kerannya lalu menyirami saya dengan air dingin lalu air panas, setelah itu dia mengambil sebuah kain putih panjang, bentuknya seperti kain untuk memeras santan . Lalu dia meniup kain itu ke badan saya dan keluar busa yang sangat banyak menutupi badan saya, rupanya itu adalah kain yang berisi biang sabun. Setelah menutupi badan saya dengan sabun, dia menyikat badan saya dari atas ke bawah dengan sedikit pijatan. Ritual yang sama untuk bagian depan, setelah itu dia menyiram saya kembali  dengan air untuk membersihkan sabun . Lalu saya disuruh duduk dan dia melempar punggung saya dengan segayung air dingin. Itulah ritual terakhir Turkish Bath. Rasanya seperti putri yang mandi aja ada dayang-dayangnya. Setelah saya selesai Mandi giliran Ayin yang melakukan ritual yang sama.
Selesai mandi Ayin dan saya masuk ke massage room untuk di massage. Untuk pijatan saya tidak terlalu , karena kurang tenaga. Saya lebih suka bibik pijat saya yang di Bekasi, pijatannya lebih mantap.

Selesai di pijat, muka kami di masker dengan ramuan lumpur Turki. Kata Ayin Turki  terkenal dengan lumpur-lumpurnya. Dan memang benar setelah kami mencuci muka kami, rasanya muka kami jadi halus dan segar. Biaya Turkish Bath include Masker lumpur adalah sebesar 85 Lira. 

Kami menyelesaikan Turkish Bath dan keluar dengan energi baru. Melihat teman-teman masih ada di toko barang-barang antik di depan toko Turkish Bath. Kami kemudian bergabung kembali dengan teman-teman dan melanjutkan acara shopping-shooping kami berencana sehabis makan malam baru akan kembali ke hotel supaya ongkos taxi kami yang mahal tidak   sia-sia.
Kami makan di restoran chinese yang dikenalkan oleh salah satu pemilik toko tempat kami berbelanja. Restorannya sangat bagus. Dekorasinya benar-benar oriental lengkap dengan sofa di depan perapian. Romantis jadinya. Saya dan Yen sempat duduk santai di perapian sambil curhat-curhatan . Tong sampah di kamar mandinya  terbuka dengan sensor. Jadi kita harus berdiri di dekat tong sampahnya baru tong sampahnya akan terbuka.  Turki benar-benar menerapkan safe energy. Semua lampu-lampu baik di hotel atau di kamar mandi menggunakan sensor. Jadi lampu akan menyala apabila kita lewati. Begitu juga tempat tissue di WC. Bila kita mau tissue kita melambai ke arah sensornya dan tissue nya baru akan keluar . Lampu-lampu dengan sensor memang safe energy tapi yang repot kalau kita lagi beol. Jadinya kita tidak bisa beol dengan tenang karena kita kan duduk diam di wc nya, lima menit kemudian lampunya mati, kita kan nggak bisa berdiri karena masih asik beol tapi gelap, jadi  kita harus memanjangkan tangan dan melambai-lambai ke arah lampu agar lampunya nyala kembali. Hahahaha. Repot kan?

Selesai makan, kami berjalan santai kembali menuju tempat untuk menunggu dolmus. Dolmus itu sama dengan angkot di Indonesia. Tapi jangan bayangkan angkotnya bobrok, jorok dan tak ber AC. Dolmus di Turki itu Bus mini Mercedes , yang ber AC dan bersih sekali. Kami membayar 3 lira untuk dari Oludeniz market ke Fetthiye. 8 orang baru 24 Lira.Sangat  murah dibandingkan dengan biaya taksi kami tadi siang.

Kami harus menunggu dolmusnya di jalan di belakang toko-toko karena kata penjaga tokonya setiap sore mulai jam 7 jalan-jalan di sepanjang ini terlarang bagi mobil biar turis bisa leluasa jalan dan belanja. Akhirnya kami jalan lagi menuju jalan satunya. Udara yang dingin membuat kami tak betah berdiri berlama-lama untung dolmusnya datang tak lama kemudian.
Dolmus berhenti bukan tepat di depan hotel kami. Kami harus berjalan lumayan jauh melewati toko-toko di  Central Fetthiye. Saya dengan yakin berjalan aja, kata Ong” Nggak usah takut tersesat kalau jalan sama Net, dia kan anjing pelacak” ( Kurang ajar ya? ) Dan memang kami tak tersesat dan selamat sampai di hotel tak lama kemudian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar