Sabtu, 05 Juli 2014

Mommy Days Out 2 Turkey Day 5 ( Ankara- Cappadocia )








Day 5 : 30 April 2014 – Ankara – Cappadocia

Highlights : Fairy Chimney, Uchisar Castle

Hari ini kami akan menuju Cappadocia. Perjalanan ke Cappadocia adalah 4 jam perjalanan dari Ankara. Kami berangkat jam 9 pagi. Kemarin malam Erna Chen mendapat kabar bahwa papanya jadi melakukan operasi di Penang. Erna agak sedih  pagi ini, sehingga  kami berusaha menghiburnya dan menenangkannya kalau papanya pasti akan sembuh dan kami semua akan ikut berdoa untuknya.  Di mobil seperti biasa kami bercanda gila-gilan. Kali ini Ayin bercandain salah satu teman kita di Jakarta si Ationg yang menitipkan madu penguat ke saya. Ayin bilang gara-gara mau beli madu  itu saya di ciduk polisi. Hahahaha. Tiong jadi kalang kabut dengarnya  ( Sorry Tiong )

Di tengah perjalanan menuju Cappadocia, sang supir yang penuh pengertian berhenti di sebuah danau indah supaya kami bisa berfoto. Danau ini bernama Salt lake. Ajaib ya, Danau,  tapi airnya asin dan bisa menghasilkan garam. Menuju danau, kami ditawari dengan lulur garam untuk muka dan badan yang katanya bermanfaat untuk menghaluskan wajah. Sertac juga mengajak kami makan es krim di toko es krim. Katanya es krim ini adalah es krim terlezat di Turki karena dibuat dari susu kambing. Dan memang saya yang penggila es krim suka banget es krim ini.

Jam 1.30 kami sampai ke kota Urgup Cappadocia. Dari kejauhan kami melihat pemandangan yang sungguh belum pernah kita liat di manapun. Landscape kuning keemasan naik turun membentuk siluet-siluet  permukaan yang indah . Keindahan dan keunikkan pemandangan di Cappadocia susah diungkapkan dengan kata-kata,jadi saran saya kalau berkesempatan ke  Turki, Cappadocia adalah suatu tempat yang harus dikunjungi

Kami di bawa Sertac ke restoran untuk makan siang. Nama restorannya Aydede Restaurant.  Restoran ini dikelilingi pemandangan gunung-gunung berwarna kecoklatan dan design restorannya seperti rumah-rumah jaman dulu dengan nuansa bebatuan. Restoran ini mungkin adalah restoran wajib yang harus dikunjungi  turis saat di Urgup. Saya melihat banyak grup turis yang sedang makan di restoran ini. Selain mungkin karena  makanannya juga Lezat, restoran ini juga  menyediakan atraksi menarik kepada para pengunjung sebelum memulai santapannya.  Saya berkesempatan untuk memecahkan kendi yang berisi daging domba yang dimasak di dalam kendi tersebut.  Saya dengan gaya profesional dan sekali sabetan berhasil  memecahkan kendi tersebut. Tepuk tangan dari pengunjung dan para mommy membuat saya sedikit tersipu malu ( malu-maluin atau malu ???

Selesai makan kami mengunjungi fairy Chimney , ini adalah suatu dataran luar biasa indah yang terdiri dari batu-batu indah berbentuk jamur, atau cerobong asap  menurut Sertac. kalau menurut saya batu-batuan indah yang bersusun berjejer itu lebih mirip .... Hihihi Penis. Dan semua mommy setuju kalau bentuknya lebih mirip Penis daripada jamur. How about you?  Iseng kami pun muncul. Saya disuruh menjulurkan lidah  dan Ayen sang photographer akan membuat saya seperti menjilat batu-batunya. Pas sedang bergaya ada seorang Bapak Bule yang heran melihat tingkah laku saya, dia berjalan lurus tetapi kepalanya terus melihat ke arah saya yang sedang bergaya menjulurkan lidah, dan Bapak itupun jatuh terpental karena jalanan yang tidak rata. Kami tertawa bercampur kasian melihatnya. Sang Bapak lalu berjalan ke arah kami dan melihat hasil foto Yen.. dan parahnya dia juga minta di foto seperti saya. Hahaha. Tapi dia tak berani se vulgar saya, dia hanya berfoto seperti sedang mengelus batang jamurnya.
Oh ya sebelum berfoto gaya jilat menjilat  tersebut,  Yen, Ong, Chen, Yin dan saya mencoba naik ke atas bukit yang kelihatannya tidak terlalu tinggi, soalnya kami melihat seorang Bapak  bisa naik dengan santai . Kami pun naik dan hati-hati melangkah karena batu-batunya lumayan licin, dan ketika kami hampir sampai ke atas, tak sengaja kami serentak melihat ke bawah dan alamak rupanya tinggi juga akibatnya kami diam tak bergerak di sisi itu. Terduduk lemas dan tak berani melangkah. Maju salah, mundur takut. Geli campur takut kami berlima pun akhirnya duduk diam menenangkan nafas lalu membuat keputusan untuk merangkak turun kembali pelan-pelan sambil berpegangan tangan. Kalau sudah berumur jangan Sok ya, kata kami saling mengingatkan ketika berhasil turun ke bawah.

Dari Fairy Chimney kami menuju landscape landscape indah lainnya  . Bebatuannya ada yang berbentuk Unta, Pinguin, dll .  Sertac menyuruh kami untuk menggunakan imajinasi saat melihat bebatuan itu. Jadi saya tak salah kan kalau di Fairy Chimney imajinasi saya mengatakan lebih mirip penis daripada jamur. Hahahahaa. Bebatuan di Cappadocia ini  terjadi karena letusan gunung berapi ribuan tahun yang lalu, jadi bukan buatan manusia. Setelah puas menikmati pemandangan indah  kami dibawa “Darling” ke suatu pabrik karpet ( inilah salah satu trip yang tak bisa dihindari kalau ikut tur, selalu dibawa ke mana-mana untuk beli barang) Kami di bawa ke rumah penduduk untuk melihat cara membuat karpet. Menurut Sertac perempuan Turki jaman dulu harus bisa menganyam Karpet sebagai syarat untuk menikah dan laki-lakinya harus bisa membuat keramik. Toko karpetnya luar biasa besar, dan yang paling luar biasa adalah  tiga anak laki-laki pemilik toko karpet. Gantengggggggggggggggggg sekali. ( G saya panjang banget, karena anaknya benar-benar  ganteng) sampai kami mau minta foto pun  malu karena takut dibilang cari perhatian.  Ayen  akhirnya membeli satu buah sajadah untuk clientnya dan menyelamatkan muka kami di depan cowok- cowok  ganteng itu. Bayangin aja 3 cowok ganteng, badan bagus, bau harum melayani kita ber delapan memperlihatkan karpet-karpet indah. Kalau bisa beli mau deh kita beli semua supaya tidak malu-maluin, tapi harganya mahal sekali dan tentu saja susah bawanya.  Thanks  Yen uda jadi penyelamat kita.

Di perjalanan menuju hotel kami minta ke Sertac untuk membawa kami membeli nasi karena kami mau makan di kamar  saja dengan lauk-lauk lezat kami, kami sudah tidak ingin keluar dari hotel lagi. Kami ingin menikmati hotel kami yang ada di gua yang menurut Sertac adalah the best hotel selama perjalanan kami ini.

Waktu sudah menunjukan pukul 7 ketika kami sampai di hotel kami “Konak Cave hotel”. Hotelnya di atas bukit. Naik tangganya banyak banget, ngos-ngosan kami angkat koper kami. Sertac dan pak supir juga ngos-ngosan. Tapi rasa ngos-ngosannya terbayar karena kamarnya sangat indah. Kami serasa tinggal di gua supermewah . Setiap kamar designnya berbeda-beda. Kamar Ayin dan Chen Tini seperti kamar honey moon ada tirai yang membatasi  ruang tamu ke kamar tidur. Kamar Chen  Erna  dan Rina adalah family room karena ada 1 tempat tidur king dan 2 tempat tidur single di kamarnya. Yen dan Ivy memutuskan untuk tidur bareng Erna dan Chen supaya kamar mereka berdua tidak terpisah jauh  dengan kami. Kamar saya dan Ong hanya ada satu tempat tidur queen dan satu tempat tidur single . Setiap kamar dilengkapi kamar mandi super luas dengan jaccuzi. Ivy sempat berfoto ala bintang iklan sabun lux di jaccuzinya. Malam itu kami kongkow dan makan malam di kamar Chen dan Yin, biasa dengan menu andalan kami, sambel terasi, abon, ikan teri, sambel ebi . Acara makan dan kongkownya sampai jam 10 malam, meskipun belum ngantuk banget tapi kami harus segera tidur karena besok Yen, Yin, Chen tini dan Ivy pagi-pagi harus bangun untuk naik hot ballon.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar